KREATIFITAS DAN KARYA ANAK INDONESIA
Pameran kreativitas sains dalam 2012 Indonesian Science Festival jadi
ajang unjuk kreatifitas murid Sekolah Dasar di bidang ilmu pengetahuan.
Kecil-kecil, tapi ide dan karya yang diciptakan sangat inspiratif dan patut dicontoh oleh anak-anak yang lain. Salah satunya Nabiel Irawan, siswa Kelas 5 SDI Al Azhar 13 Rawamangun, yang telah memajang alat deteksi banjir dan gempa buatan kelompoknya.
Pendeteksi banjir bahkan ia demonstrasikan langsung di depan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh yang menyaksikan dengan bangga. "Deteksi banjir ini memanfaatkan suatu sensor yang jika terkena air, alarm akan langsung berbunyi," kata Nabiel. Sensor yang ia buat berasal dari bahan yang memiliki penghantar aliran listrik.
Setelah itu, giliran alat pendeteksi gempa yang diuji coba. Dengan fasih Nabiel memaparkan kronologi gempa. "Gempa itu bertahap, ada yang kecil dan kemudian besar. Kadang kita tidak merasakan gempa yang kecil, tahunya yang besar. Alat ini memperingatkan bahwa gempa besar terjadi," ujarnya.
Sama seperti alat deteksi banjir buatannya, alat deteksi gempa ini juga menggunakan sensor bandul baterai yang dikaitkan dengan kawat. Kawat dihubungkan dengan alarm berbentuk jam. Begitu gempa, baterai akan bergoyang. Goyangan baterai kemudian memicu alarm berbunyi.
"Baterai dikaitkan kawat yang menyentuh sebuah kaleng kecil yang ada di dalam semacam botol dan dihubungkan dengan arus listrik terbuka tertutup," ujarnya. Jika aliran listrik terbuka, maka alarm tidak berbunyi sementara aliran listrik yang tertutup akan menimbulkan bunyi alarm -- karena baterai bergoyang mengikuti getaran gempa.
Nabiel mengaku, ide alat deteksi gempa dan banjir berasal dari membaca buku, dan mengeksplorasi situs pengetahuan baik dalam maupun luar negeri. "Jadi kan teknologi deteksi yang rumit, kita buat yang sederhana yang tidak mahal, agar semua bisa membeli deteksi ini," kata dia.
Kecil-kecil, tapi ide dan karya yang diciptakan sangat inspiratif dan patut dicontoh oleh anak-anak yang lain. Salah satunya Nabiel Irawan, siswa Kelas 5 SDI Al Azhar 13 Rawamangun, yang telah memajang alat deteksi banjir dan gempa buatan kelompoknya.
Pendeteksi banjir bahkan ia demonstrasikan langsung di depan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh yang menyaksikan dengan bangga. "Deteksi banjir ini memanfaatkan suatu sensor yang jika terkena air, alarm akan langsung berbunyi," kata Nabiel. Sensor yang ia buat berasal dari bahan yang memiliki penghantar aliran listrik.
Setelah itu, giliran alat pendeteksi gempa yang diuji coba. Dengan fasih Nabiel memaparkan kronologi gempa. "Gempa itu bertahap, ada yang kecil dan kemudian besar. Kadang kita tidak merasakan gempa yang kecil, tahunya yang besar. Alat ini memperingatkan bahwa gempa besar terjadi," ujarnya.
Sama seperti alat deteksi banjir buatannya, alat deteksi gempa ini juga menggunakan sensor bandul baterai yang dikaitkan dengan kawat. Kawat dihubungkan dengan alarm berbentuk jam. Begitu gempa, baterai akan bergoyang. Goyangan baterai kemudian memicu alarm berbunyi.
"Baterai dikaitkan kawat yang menyentuh sebuah kaleng kecil yang ada di dalam semacam botol dan dihubungkan dengan arus listrik terbuka tertutup," ujarnya. Jika aliran listrik terbuka, maka alarm tidak berbunyi sementara aliran listrik yang tertutup akan menimbulkan bunyi alarm -- karena baterai bergoyang mengikuti getaran gempa.
Nabiel mengaku, ide alat deteksi gempa dan banjir berasal dari membaca buku, dan mengeksplorasi situs pengetahuan baik dalam maupun luar negeri. "Jadi kan teknologi deteksi yang rumit, kita buat yang sederhana yang tidak mahal, agar semua bisa membeli deteksi ini," kata dia.
Dengan adanya event seperti ini maka akan mendorong anak Indonesia untuk lebih kreatif dan inovatif dalam membuat penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat. Maju terus pendidikan Indonesia.....